Plato adalah salah satu pengagum sekaligus murid dari filsuf besar Yunani, Socrates. Ia lahir pada abad ke-5 sebelum masehi dari keluarga aristokrat yang cukup terpandang di Athena. Pada awalnya, Plato bercita-cita menjadi seorang politikus. Namun, kematian Socrates, gurunya yang dihukum mati oleh negara, mengguncang batinnya dan membuatnya meninggalkan ambisi politik.
Setelah peristiwa tersebut, Plato memutuskan untuk mengembara ke berbagai tempat, seperti Mesir dan Sisilia. Sepulangnya ke Athena, ia mendirikan Akademia, sebuah institusi pendidikan yang disebut-sebut sebagai yang tertua di dunia Barat. Plato wafat di Athena pada usia sekitar 80 tahun.
Sebagai murid setia Socrates, Plato menulis hampir seluruh karyanya dalam bentuk dialog. Uniknya, dalam dialog-dialog tersebut, Plato tidak pernah menampilkan dirinya sendiri, tetapi justru menghadirkan Socrates dan tokoh-tokoh lain sebagai pelaku percakapan. Melalui format ini, ia menyampaikan gagasan-gagasan filsafat secara tidak langsung, membiarkan pembaca menafsirkan sendiri ide-ide yang muncul dari diskusi para tokohnya.
Salah satu teori paling terkenal dari Plato adalah Teori Bentuk (Theory of Forms). Teori ini menjadi fondasi utama dalam pemikirannya yang sangat rasionalis, yakni menempatkan akal sebagai sumber utama pengetahuan. Menurut Plato, realitas terbagi menjadi dua: dunia inderawi dan dunia bentuk. Dunia inderawi adalah dunia yang bisa kita rasakan dengan pancaindra, namun bersifat sementara dan tidak sempurna. Sebaliknya, dunia bentuk adalah dunia yang hanya bisa diakses melalui akal dan pemikiran, tempat di mana bentuk-bentuk ideal dari segala sesuatu berada, termasuk keadilan, kebaikan, dan keindahan.
Untuk menggambarkan pemikirannya ini, Plato memperkenalkan sebuah kisah alegoris yang dikenal sebagai Alegori Gua. Dalam kisah ini, sekelompok tahanan hidup sejak lahir di dalam gua, terikat sehingga hanya bisa melihat bayangan yang terpancar di dinding gua. Mereka mengira bayangan itulah realitas sejati. Suatu hari, salah satu tahanan berhasil keluar dari gua dan melihat dunia luar yang penuh cahaya dan bentuk asli dari segala yang sebelumnya hanya berupa bayangan. Ketika ia kembali ke gua untuk menceritakan kenyataan yang ia temukan, para tahanan lain tidak mempercayainya dan bahkan menganggapnya gila.
Melalui alegori ini, Plato menyampaikan keprihatinannya bahwa banyak manusia terjebak pada realitas semu, hanya percaya pada apa yang tampak di hadapan mata. Ia menekankan bahwa kebenaran sejati hanya bisa dicapai melalui penggunaan akal yang murni, bukan semata-mata melalui pengamatan inderawi.
Pemikiran Plato terus berpengaruh jauh setelah kematiannya. Gagasan-gagasannya berkembang menjadi aliran Platonisme, lalu dikembangkan lebih lanjut menjadi Neoplatonisme. Menariknya, pemikiran ini juga berkontribusi besar terhadap perkembangan filsafat Islam. Filsuf-filsuf Muslim seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina mengadaptasi dan mengembangkan ide-ide Plato ke dalam konteks pemikiran Islam.
Namun, tak semua sepakat dengan pandangan Plato. Kritik terbesar datang dari muridnya sendiri, Aristoteles. Ia menolak pembagian dunia menjadi dua realitas yang terpisah. Menurut Aristoteles, bentuk dan materi justru menyatu dalam satu dunia yang sama. Pengamatan inderawi tetap penting untuk memperoleh pengetahuan. Ia berargumen bahwa kita tak akan bisa memahami atau mengenali meja jika tidak ada cahaya untuk melihatnya, sebuah penekanan bahwa pengalaman inderawi tidak bisa diabaikan. Gagasan Aristoteles ini kemudian melahirkan aliran Aristotelianisme, yang menjadi dasar dari pendekatan empiris dalam pencarian kebenaran.
Pada akhirnya, Plato tetap dikenang sebagai salah satu filsuf besar yang meletakkan fondasi pemikiran rasional di dunia Barat. Ia mengajarkan pentingnya menggunakan akal sehat untuk menyingkap realitas sejati, dan mengajak kita untuk tidak terjebak dalam bayang-bayang dunia yang semu.
Referensi :
[Plato | Internet Encyclopedia of Philosophy](https://iep.utm.edu/plato/)
[Plato - Dialectic, Philosophy, Ideas | Britannica](https://www.britannica.com/biography/Plato/Dialectic#ref281701)
[Platonism | Definition, Philosophy, Beliefs, & Facts | Britannica](https://www.britannica.com/topic/Platonism)